Senin, 13 Desember 2010

Berinteraksi dengan Jin

penulis Al-Ustadz Abu Hamzah Yusuf
Syariah Kajian Utama 04 - Mei - 2006 18:40:09
Jin memang diakui keberadaan dlm syariat. Sayang banyak masyarakat yg menyikapi dgn dibumbui klenik mistis. Bahkan belakangan tema jin dan alam ghaib menjadi salah satu komoditi yg menyesaki tayangan berbagai media.
Fenomena alam jin akhir-akhir ini menjadi topik yg ramai diperbincangkan dan hangat di bursa obrolan. Menggugah keinginan banyak orang utk mengetahui lbh jauh dan menyingkap tabir rahasia terlebih ketika mereka banyak disuguhi tayangan-tayangan televisi yg sok berbau alam ghaib. Lebih parah lagi pembahasan seputar itu tdk lepas dari pemahaman mistik yg menyesatkan dan membahayakan aqidah. Padahal alam ghaib jin dan sebagai merupakan perkara yg harus diimani keberadaan dgn benar.
Membahas topik seputar jin sendiri sejati sangatlah panjang. Sampai-sampai guru kami Asy-Syaikh Muqbil bin Hadi rahimahullahu mengatakan: “Bila ada seseorang yg menulis tentu akan keluar menjadi sebuah buku seperti Bulughul Maram atau Riyadhus Shalihin dilihat dari sisi klasifikasi yg muslim dan yg kafir penguasaan jin dan setan serta godaan-godaan terhadap Bani Adam.”

Keagamaan Kaum Jin
Jin tdk jauh berbeda dgn Bani Adam. Di antara mereka ada yg shalih dan ada pula yg rusak lagi jahat. Seperti firman Allah Subhanahu wa Ta’ala menghikayatkan mereka:
وَأَنَّا مِنَّا الصَّالِحُوْنَ وَمِنَّا دُوْنَ ذَلِكَ كُنَّا طَرَائِقَ قِدَدًا
“Dan sesungguh di antara kami ada orang2 yg shalih dan di antara kami ada yg tdk demikian halnya. Adalah kami menempuh jalan yg berbeda-beda.”
Dalam ayat lain Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَأَنَّا مِنَّا الْمُسْلِمُوْنَ وَمِنَّا الْقَاسِطُوْنَ فَمَنْ أَسْلَمَ فَأُولَئِكَ تَحَرَّوْا رَشَدًا
“Dan sesungguh di antara kami ada orang2 yg taat dan ada orang2 yg menyimpang dari kebenaran.”
Di antara mereka ada yg kafir jahat dan perusak ada yg bodoh ada yg sunni ada golongan Syi’ah serta ada juga golongan sufi.
Diriwayatkan dari Al-A’masy beliau berkata: “Jin pernah datang menemuiku lalu kutanya: ‘Makanan apa yg kalian sukai?’ Dia menjawab: ‘Nasi.’ mk kubawakan nasi untuk dan aku melihat sesuap nasi diangkat sedang aku tdk melihat siapa-siapa. Kemudian aku bertanya: ‘Adakah di tengah-tengah kalian para pengikut hawa nafsu seperti yg ada di tengah-tengah kami?’ Dia menjawab: ‘Ya.’
‘Bagaimana keadaan golongan Rafidhah yg ada di tengah kalian?” tanyaku. Dia menjawab: ‘Merekalah yg paling jelek di antara kami’.”
Ibnu Katsir rahimahullahu berkata: “Aku perlihatkan sanad riwayat ini pada guru kami Al-Hafizh Abul Hajjaj Al-Mizzi dan beliau mengatakan: ‘Sanad riwayat ini shahih sampai Al-A’masy’.”
Mendakwahi Jin
Dakwah memiliki kedudukan yg sangat agung. Dakwah merupakan bagian dari kewajiban yg paling penting yg diemban kaum muslimin secara umum dan para ulama secara lbh khusus. Dakwah merupakan jalan para rasul di mana mereka merupakan teladan dlm persoalan yg besar ini.
Karena itulah Allah Subhanahu wa Ta’ala mewajibkan para ulama utk menerangkan kebenaran dgn dalil dan menyeru manusia kepadanya. Sehingga keterangan itu dapat mengeluarkan mereka dari gelap kebodohan dan mendorong mereka utk melaksanakan urusan dunia dan agama sesuai dgn apa yg telah diperintahkan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Dakwah yg diemban Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam adl dakwah yg universal tdk terbatas kepada kaum tertentu tetapi utk seluruh manusia. Bahkan kaum jin pun menjadi bagian dari sasaran dakwahnya.
Al-Qur`an telah mengabarkan kepada kita bahwa sekelompok kaum jin mendengarkan Al-Qur`an sebagaimana tertera dlm surat Al-Ahqaf ayat 29-32. Kemudian Allah menyuruh Nabi kita Shallallahu ‘alaihi wa sallam agar memberitahukan yg demikian itu. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
قُلْ أُوْحِيَ إِلَيَّ أَنَّهُ اسْتَمَعَ نَفَرٌ مِنَ الْجِنِّ فَقَالُوا إِنَّا سَمِعْنَا قُرْآنًا عَجَبًا
“Katakanlah : ‘Telah diwahyukan kepadaku bahwasanya: sekumpulan jin telah mendengarkan Al-Qur`an lalu mereka berkata: ‘Sesungguh kami telah mendengarkan Al-Qur`an yg menakjubkan’” dan seterusnya.
Tujuan dari itu semua adl agar manusia mengetahui ihwal kaum jin bahwa beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam diutus kepada segenap manusia dan jin. Di dlm terdapat petunjuk bagi manusia dan jin serta apa yg wajib bagi mereka yakni beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala Rasul-Nya dan hari akhir. Juga taat kepada Rasul-Nya dan larangan dari melakukan kesyirikan dgn jin.
Jika jin itu sebagai makhluk hidup berakal dan dibebani perintah dan larangan mk mereka akan mendapatkan pahala dan siksa. Bahkan krn Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pun diutus kepada mereka mk wajib atas seorang muslim utk memberlakukan di tengah-tengah mereka seperti apa yg berlaku di tengah-tengah manusia berupa amar ma’ruf nahi mungkar dan berdakwah seperti yg telah disyariatkan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya. Juga seperti yg telah diserukan dan dilakukan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam atas mereka. Bila mereka menyakiti mk hadapilah serangan seperti saat membendung serangan manusia.
Mendakwahi kaum jin tidaklah mengharuskan seseorang utk terjun menyelami seluk-beluk alam dan kehidupan mereka serta bergaul langsung dengannya. Karena semua ini tidaklah diperintahkan. Sebab lewat majelis-majelis ta’lim dan kegiatan dakwah lain yg dilakukan di tengah-tengah manusia berarti juga telah mendakwahi mereka.
Asy-Syaikh Muqbil bin Hadi rahimahullahu berkata: “Bisa jadi ada sebagian orang mengira bahwa para jin itu tdk menghadiri majelis-majelis ilmu. Ini adl sangkaan yg keliru. Padahal tdk ada yg dapat mencegah mereka utk menghadiri kecuali di antara ada yg mengganggu dan ada setan-setan.
Maka kita katakan:
وَقُلْ رَبِّ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ هَمَزَاتِ الشَّيَاطِيْنِ. وَأَعُوْذُ بِكَ رَبِّ أَنْ يَحْضُرُوْنِ
“Ya Rabbku aku berlindung kepada Engkau dari bisikan-bisikan setan. Dan aku berlindung kepada Engkau ya Rabbku dari kedatangan mereka kepadaku.” (lihat Nashihatii li Ahlis Sunnah Minal Jin)
Adakah Rasul dari Kalangan Jin?
Para ulama berselisih pendapat tentang masalah ini apakah dari kalangan jin ada rasul ataukah rasul itu hanya dari kalangan manusia? Sementara Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
يَامَعْشَرَ الْجِنِّ وَاْلإِنْسِ أَلَمْ يَأْتِكُمْ رُسُلٌ مِنْكُمْ يَقُصُّوْنَ عَلَيْكُمْ آيَاتِي وَيُنْذِرُوْنَكُمْ لِقَاءَ يَوْمِكُمْ هَذَا قَالُوا شَهِدْنَا عَلَى أَنْفُسِنَا وَغَرَّتْهُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا وَشَهِدُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ أَنَّهُمْ كَانُوا كَافِرِيْنَ
“Wahai golongan jin dan manusia apakah belum datang kepadamu rasul-rasul dari golongan kamu sendiri yg menyampaikan kepadamu ayat-ayat-Ku dan memberi peringatan kepadamu terhadap pertemuanmu dgn hari ini?” Mereka berkata: ‘Kami menjadi saksi atas diri kami sendiri’. Kehidupan dunia telah menipu mereka dan mereka menjadi saksi atas diri mereka sendiri bahwa mereka adl orang2 yg kafir.”
Sebagian ulama berdalil dgn ayat ini utk menyatakan bahwa ada rasul dari kalangan jin. Juga berdalilkan dgn sebuah atsar dari Adh-Dhahhak ibnu Muzahim. Beliau mengatakan bahwa ada rasul dari kalangan jin. Yang berpendapat seperti ini di antara adl Muqatil dan Abu Sulaiman namun kedua tdk menyebutkan sandaran -nya. Yang benar wal ’ilmu ’indallah tdk ada rasul dari kalangan jin. Dan pendapat inilah yg para salaf dan khalaf berada di atasnya. Adapun atsar yg datang dari Adh-Dhahhak telah diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dlm Tafsir- . Namun di dlm sanad ada syaikh Ibnu Jarir yg bernama Ibnu Humaid yakni Muhammad bin Humaid Abu Abdillah Ar-Razi. Para ulama banyak membicarakan seperti Al-Imam Al-Bukhari telah berkata tentangnya: “Fihi nazhar .” Al-Imam Adz-Dzahabi rahimahullahu berkata: “Dia bersamaan dgn kedudukan sebagai imam adl mungkarul hadits pemilik riwayat yg aneh-aneh.” . Lebih lengkap silahkan pembaca merujuk kitab-kitab al-jarhu wa ta’dil.
Ibnu Katsir rahimahullahu berkata: “Tidak ada rasul dari kalangan jin seperti yg telah dinyatakan Mujahid dan Ibnu Juraij serta yg lain dari para ulama salaf dan khalaf. Adapun berdalil dgn ayat –yakni Al-An’am: 130– mk perlu diteliti ulang krn masih terdapat kemungkinan bukan merupakan sesuatu yg sharih . Sehingga kalimat ‘dari golongan kamu sendiri’ makna adl ‘dari salah satu golongan kamu’.”
Menikah dgn Jin
Menikah adl satu-satu cara terbaik utk mendapatkan keturunan. Karena itulah Allah Subhanahu wa Ta’ala mensyariatkan utk segenap hamba-hamba-Nya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَأَنْكِحُوا اْلأَيَامَى مِنْكُمْ وَالصَّالِحِيْنَ مِنْ عِبَادِكُمْ وَإِمَائِكُمْ
“Dan nikahkanlah orang2 yg sendirian di antara kamu dan orang2 yg layak dari hamba-hamba sahayamu yg perempuan.”
Kaum jin memiliki keturunan dan anak keturunan beranak-pinak sebagaimana manusia berketurunan dan anak keturunan beranak-pinak. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
أَفَتَتَّخِذُوْنَهُ وَذُرِّيَّتَهُ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُوْنِي وَهُمْ لَكُمْ عَدُوٌّ
“Patutkah kalian mengambil dia dan turunan-turunan sebagai pemimpin selain-Ku sedangkan mereka adl musuh kalian?”
Kalangan kaum jin itu ada yg berjenis laki2 dan ada juga perempuan sehingga utk mendapatkan keturunan merekapun saling menikah. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
لَمْ يَطْمِثْهُنَّ إِنْسٌ قَبْلَهُمْ وَلاَ جَانٌّ
“Tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka dan tdk pula oleh jin.”
Artha’ah Ibnul Mundzir rahimahullahu berkata: “Dhamrah ibnu Habib pernah ditanya: ‘Apakah jin akan masuk surga?’ Beliau menjawab: ‘Ya dan mereka pun menikah. Untuk jin yg laki2 akan mendapatkan jin yg perempuan dan utk manusia yg jenis laki2 akan mendapatkan yg jenis perempuan’.”
Termasuk kasih sayang Allah Subhanahu wa Ta’ala terhadap Bani Adam Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan utk mereka suami-suami atau istri-istri dari jenis mereka sendiri. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya. Dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang.”
Perkara ini yakni pernikahan antara manusia dgn manusia adl hal yg wajar lumrah dan sesuai tabiat krn ada rasa cinta dan kasih sayang di tengah-tengah mereka. Persoalan mungkinkah terjadi pernikahan antara manusia dgn jin atau sebalik jin dgn manusia?
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullahu berkata: “Pernikahan antara manusia dgn jin memang ada dan dapat menghasilkan anak. Peristiwa ini sering terjadi dan populer. Para ulama pun telah menyebutkannya. Namun kebanyakan para ulama tdk menyukai pernikahan dgn jin.” 1
Asy-Syaikh Muqbil bin Hadi rahimahullahu mengatakan: “Para ulama telah berselisih pendapat tentang perkara ini sebagaimana dlm kitab Hayatul Hayawan karya Ad-Dimyari. Namun menurutku hal itu diperbolehkan yakni laki2 yg muslim menikahi jin wanita yg muslimah. Adapun firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepada-nya…”
maka –maknanya– ini adl anugrah yg terbesar di mana manusia yg jenis laki2 menikah dgn manusia yg jenis perempuan dan jin laki2 dgn jin perempuan.
Tetapi jika seorang laki2 dari kalangan manusia menikah dgn seorang perempuan dari kalangan jin mk kita tdk memiliki alasan dari syariat yg dapat mencegahnya. Demikian juga sebaliknya. Ha saja Al-Imam Malik rahimahullahu tdk menyukai bila seorang wanita terlihat dlm keadaan hamil lalu dia ditanya: “Siapa suamimu?” Dia menjawab: “Suamiku dari jenis jin.”
Saya katakan: “Memungkinkan sekali fenomena yg seperti ini membuka peluang terjadi perzinaan dan kenistaan.”
Meminta Bantuan Jin
Sangat rasional dan amatlah sesuai dgn fitrah bila yg lemah meminta bantuan kepada yg kuat dan yg kekurangan meminta bantuan kepada yg serba kecukupan.
Manusia lbh mulia dan lbh tinggi kedudukan daripada jin. Sehingga sangatlah jelek dan tercela bila manusia meminta bantuan kepada jin. Selain itu bila ternyata yg dimintai bantuan adl setan mk secara perlahan setan itu akan menyuruh kepada kemaksiatan dan penyelisihan terhadap agama Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَأَنَّهُ كَانَ رِجَالٌ مِنَ اْلإِنْسِ يَعُوْذُوْنَ بِرِجَالٍ مِنَ الْجِنِّ فَزَادُوْهُمْ رَهَقًا
“Dan bahwasa ada beberapa orang laki2 di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki2 di antara jin. mk jin-jin itu menambah ketakutan bagi mereka.”
Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu berkata: “Ada sekelompok orang dari kalangan manusia yg menyembah beberapa dari kalangan jin lalu para jin itu masuk Islam. Sementara sekelompok manusia yg menyembah itu tdk mengetahui keislaman mereka tetap menyembah sehingga Allah Subhanahu wa Ta’ala mencela mereka.”
Jin tdk mengetahui perkara yg ghaib dan tdk punya kekuatan utk memberikan kemudharatan tdk pula mendatangkan kemanfaatan. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
فَلَمَّا قَضَيْنَا عَلَيْهِ الْمَوْتَ مَا دَلَّهُمْ عَلَى مَوْتِهِ إِلاَّ دَابَّةُ اْلأَرْضِ تَأْكُلُ مِنْسَأَتَهُ فَلَمَّا خَرَّ تَبَيَّنَتِ الْجِنُّ أَنْ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُوْنَ الْغَيْبَ مَا لَبِثُوا فِي الْعَذَابِ الْمُهِيْنِ
“Maka tatkala Kami telah menetapkan kematian Sulaiman tdk ada yg menunjukkan kematian itu kepada mereka kecuali rayap yg memakan tongkatnya. mk tatkala ia telah tersungkur tahulah jin itu bahwa kalau mereka mengetahui yg ghaib tentulah mereka tdk tetap dlm siksa yg menghinakan.”
Jin tdk memiliki kemampuan utk menolak mudharat atau memindahkannya. Jin tdk bisa mentransfer penyakit dari tubuh manusia ke dlm tubuh binatang. Demikian pula manusia tdk punya kemampuan utk itu. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَمَا كَانَ لَهُ عَلَيْهِمْ مِنْ سُلْطَانٍ إِلاَّ لِنَعْلَمَ مَنْ يُؤْمِنُ بِاْلآخِرَةِ مِمَّنْ هُوَ مِنْهَا فِي شَكٍّ وَرَبُّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ حَفِيْظٌ. قُلِ ادْعُوا الَّذِيْنَ زَعَمْتُمْ مِنْ دُوْنِ اللهِ لاَ يَمْلِكُوْنَ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ فِي السَّمَوَاتِ وَلاَ فِي اْلأَرْضِ وَمَا لَهُمْ فِيْهِمَا مِنْ شِرْكٍ وَمَا لَهُ مِنْهُمْ مِنْ ظَهِيْرٍ
“Dan tdk adl kekuasaan Iblis terhadap mereka melainkan hanyalah agar Kami dapat membedakan siapa yg beriman kepada ada kehidupan akhirat dari siapa yg ragu-ragu tentang itu. Dan Rabbmu Maha Memelihara segala sesuatu. Katakanlah: ‘Serulah mereka yg kamu anggap selain Allah mereka tdk memiliki seberat zarrahpun di langit dan di bumi. Dan mereka tdk mempunyai suatu sahampun dlm langit dan bumi dan sekali-kali tdk ada di antara mereka yg menjadi pembantu bagi-Nya’.”
Gangguan Jin
Secara umum gangguan jin merupakan sesuatu yg tdk diragukan lagi keberadaan baik menurut pemberitaan Al-Qur`an As-Sunnah maupun ijma’. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَإِمَّا يَنْزَغَنَّكَ مِنَ الشَّيْطَانِ نَزْغٌ فَاسْتَعِذْ بِاللهِ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ
“Dan jika setan mengganggumu dgn suatu gangguan mk mohonlah perlindungan kepada Allah. Sesungguh Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ الشَّيْطَانَ عَرَضَ لِي فَشَدَّ عَلَيَّ لِيَقْطَعَ الصَّلاَةَ عَلَيَّ فَأَمْكَنَنِي اللهُ مِنْهُ فَذَعَتُّهُ وَلَقَدْ هَمَمْتُ أَنْ أُوْثِقَهُ إِلَى سَارِيَةٍ حَتَّى تُصْبِحُوا فَتَنْظُرُوا إِلَيْهِ فَذَكَرْتُ قَوْلَ سُلَيْمَانَ عَلَيْهِ السَّلاَم: رَبِّ هَبْ لِي مُلْكًا لاَ يَنْبَغِي لأَحَدٍ مِنْ بَعْدِي. فَرَدَّهُ اللهُ خَاسِيًا
“Sesungguh setan menampakkan diri di hadapanku utk memutus shalatku. Namun Allah memberikan kekuasaan kepadaku utk menghadapinya. mk aku pun membiarkannya. Sebenar aku ingin mengikat di sebuah tiang hingga kalian dapat menontonnya. Tapi aku teringat perkataan saudaraku Sulaiman ‘alaihissalam: ‘Ya Rabbi anugerahkanlah kepadaku kerajaan yg tdk dimiliki seorang pun sesudahku’. mk Allah mengusir dlm keadaan hina.”
Suatu ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sedang mendirikan shalat lalu didatangi setan. Beliau memegang dan mencekiknya. Beliau bersabda:
حَتَّى إِنِّي لأَجِدُ بَرْدَ لِسَانِهِ فِي يَدَيَّ
“Hingga tanganku dapat merasakan lidah yg dingin yg menjulur di antara dua jariku: ibu jari dan yg setelahnya.”
Diriwayatkan dari ‘Utsman bin Abil ‘Ash radhiallahu ‘anhu ia berkata:
يَا رَسُوْلَ اللهِ إِنَّ الشَّيْطَانَ قَدْ حَالَ بَيْنِي وَبَيْنَ صَلاَتِي وَقِرَاءَتِي يَلْبِسُهَا عَلَيَّ. فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ذَاكَ شَيْطَانٌ يُقَالُ لَهُ خَنْزَبٌ فَإِذَا أَحْسَسْتَهُ فَتَعَوَّذْ بِاللهِ مِنْهُ وَاتْفِلْ عَلَى يَسَارِكَ ثَلاَثًا. قَالَ: فَفَعَلْتُ ذَلِكَ فَأَذْهَبَهُ اللهُ عَنِّي
“Wahai Rasulullah setan telah menjadi penghalang antara diriku dan shalatku serta bacaanku.” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Itulah setan yg bernama Khanzab. Jika engkau merasakan mk berlindunglah kepada Allah dari dan meludahlah ke arah kiri tiga kali.” Aku pun melakukan dan Allah telah mengusir dari sisiku.
Gangguan jin juga bisa berupa masuk jin ke dlm tubuh manusia yg diistilahkan orang sekarang dgn kesurupan atau kerasukan.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullahu berkata: “Keberadaan jin merupakan perkara yg benar menurut Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya serta kesepakatan salaful ummah dan para imamnya. Demikian pula masuk jin ke dlm tubuh manusia adl perkara yg benar dgn kesepakatan para imam Ahlus Sunnah wal Jamaah. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
الَّذِيْنَ يَأْكُلُوْنَ الرِّبَا لاَ يَقُوْمُوْنَ إِلاَّ كَمَا يَقُوْمُ الَّذِي يَتَخَبَّطُهُ الشَّيْطَانُ مِنَ الْمَسِّ
“orang2 yg makan riba tdk dapat berdiri melainkan seperti berdiri orang yg kemasukan setan lantaran penyakit gila.”
Dan dlm hadits yg shahih dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
إِنَّ الشَّيْطَانَ يَجْرِي مِنِ ابْنِ آدَمَ مَجْرَى الدَّمِ
“Sesungguh setan itu berjalan di dlm diri anak Adam melalui aliran darah.”
Tidak ada imam kaum muslimin yg mengingkari masuk jin ke dlm tubuh orang yg kesurupan. Siapa yg mengingkari dan menyatakan bahwa syariat telah mendustakan berarti dia telah mendustakan syariat itu sendiri. Tidak ada dalil-dalil syar’i yg menolaknya.”
Ibnul Qayyim juga telah panjang lebar menerangkan masalah ini.
Golongan yg Mengingkari Masuk Jin ke dlm Tubuh Manusia
a. Kaum orientalis musuh-musuh Islam yg tdk percaya kecuali kepada hal-hal yg bisa diraba panca indra.
b. Para ahli filsafat dan antek-antek mereka mengingkari keberadaan jin. mk secara otomatis merekapun mengingkari merasuk jin ke dlm tubuh manusia.
c. Kaum Mu’tazilah mereka mengakui ada jin tetapi menolak masuk jin ke dlm tubuh manusia.
d. Prof. Dr. ‘Ali Ath-Thanthawi guru besar Universitas Al-Azhar Kairo. Ia mengingkari dan mendustakan terjadi kesurupan krn jin dan menganggap hal itu hanyalah sesuatu yg direkayasa
e. Dr. Muhammad Irfan. dlm surat kabar An-Nadwah tanggal 14/10/1407 H menyatakan bahwa: “Masuk jin ke dlm tubuh manusia dan bicara jin lewat lisan manusia adl pemahaman ilmiah yg salah 100%.”
f. Persatuan Islam . dlm Harian Pikiran Rakyat tanggal 5 September 2005 mengeluarkan beberapa pernyataan yg diwakili Dewan Hisbah sebagai berikut: “Poin 7 …Tidak ada kesurupan jin keyakinan dan pengobatan kesurupan jin adl dusta dan syirik.”
Semua pengingkaran atas kemampuan masuk jin ke dlm tubuh manusia adl batil. Ha terlahir dari sedikit ilmu akan perkara-perkara yg syar’i dan terhadap apa yg ditetapkan ahlul ilmi dari kalangan Ahlus Sunnah Wal Jamaah. Abdullah bin Ahmad bin Hambal berkata: “Aku pernah berkata pada ayahku: ‘Sesungguh ada sekumpulan kaum yg berkata bahwa jin tdk dapat masuk ke tubuh manusia yg kerasukan.’ mk ayahku berkata: ‘Wahai anakku tdk benar. Mereka itu berdusta. Bahkan jin dapat berbicara lewat lidahnya’.”
Berikut ini pernyataan para mufassir berkenaan dgn firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
الَّذِيْنَ يَأْكُلُوْنَ الرِّبَا لاَ يَقُوْمُوْنَ إِلاَّ كَمَا يَقُوْمُ الَّذِي يَتَخَبَّطُهُ الشَّيْطَانُ مِنَ الْمَسِّ
“orang2 yg makan riba tdk dapat berdiri melainkan seperti berdiri orang yg kemasukan setan lantaran penyakit gila.”
 Al-Imam Ibnu Jarir Ath-Thabari rahimahullahu mengatakan: “Yakni bahwa orang2 yg menjalankan praktek riba ketika di dunia mk pada hari kiamat nanti akan bangkit dari dlm kubur seperti bangkit orang yg kesurupan setan yg dirusak akal di dunia. Orang itu seakan kerasukan setan sehingga menjadi seperti orang gila.”
 Al-Imam Al-Qurthubi rahimahullahu menegaskan: “Ayat ini adl argumen yg mementahkan pendapat orang yg mengingkari ada kesurupan jin dan menganggap yg terjadi hanyalah faktor proses alamiah dlm tubuh manusia serta bahwa setan sama sekali tdk dapat merasuki manusia.”
 Al-Imam Ibnu Katsir rahimahullahu berkata: “Yakni mereka tdk akan bangkit dari kubur pada hari kiamat melainkan seperti bangkit orang yg kesurupan setan saat setan itu merasukinya.”
Penyebab Kesurupan
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullahu menjelaskan bahwa masuk jin pada tubuh manusia bisa jadi krn dorongan syahwat hawa nafsu dan rasa cinta kepada manusia sebagaimana yg terjadi antara manusia satu sama lainnya. Terkadang -atau bahkan mayoritasnya- juga krn dendam dan kemarahan atas apa yg dilakukan sebagian manusia seperti buang air kecil menuangkan air panas yg mengenai sebagian mereka serta membunuh sebagian mereka meskipun manusia tdk mengetahuinya.
Kalangan jin juga banyak melakukan kedzaliman dan banyak pula yg bodoh sehingga mereka melakukan pembalasan di luar batas. Masuk jin ke tubuh manusia terkadang disebabkan keisengan sebagian mereka dan tindakan jahat yg dilakukannya.
Bagaimana kita menghindari gangguan-gangguan itu?
Ibnu Taimiyah rahimahullahu menjelaskan: “Adapun orang yg melawan permusuhan jin dgn cara yg adil sebagaimana Allah dan Rasul-Nya perintahkan mk dia tdk mendzalimi jin. Bahkan ia taat kepada Allah dan Rasul-Nya dlm menolong orang yg terdzalimi membantu orang yg kesusahan dan menghilangkan musibah dari orang yg tertimpa dgn cara yg syar’i dan tdk mengandung syirik serta tdk mengandung kedzaliman terhadap makhluk. Yang seperti ini jin tdk akan mengganggu mungkin krn jin tahu bahwa dia orang yg adil atau krn jin tdk mampu mengganggunya. Tapi bila jin itu dari kalangan yg sangat jahat bisa jadi dia tetap mengganggu tetapi dia lemah. Untuk yg seperti ini semesti ia melindungi diri dgn membaca ayat Kursi Al-Falaq An-Nas shalat berdoa dan semacam itu yg bisa menguatkan iman dan menjauhkan dari dosa-dosa..”
Pembaca demikian yg dapat kami paparkan di sini mudah-mudahan dapat mewakili apa yg belum lengkap penjelasannya.
Wal’ilmu ’indallah.
1 Di antara ulama yg berpendapat terlarang hal itu adl Asy-Syaikh Muhammad Al-Amin Asy-Syinqithi rahimahullahu. Beliau mengatakan: “Saya tdk mengetahui dlm Kitabullah maupun Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ada dalil yg menunjukkan boleh pernikahan antara manusia dan jin. Bahkan yg bisa dijadikan pendukung dari dzahir ayat adl tdk boleh hal itu.”
Badruddin Asy-Syibli dlm buku Akamul Mirjan mengemukakan bahwa sekelompok tabi’in membenci pernikahan jin dgn manusia. Di antara mereka adl Al-Hasan Qatadah Az-Zuhri Hajjaj bin Arthah demikian pula sejumlah ulama Hanafiyah.
Sumber: www.asysyariah.com

0 komentar:

Posting Komentar