Jumat, 20 Mei 2011

Pilih Ganteng atau Takwa?


 
Ber Nilai

Ssstt, kamu pasti pada tahu kan tongkrongannya Irfan Bachdim, Justin Bieber, Dude Herlino, Hyun Bin, dan masih banyak deretan nama cowok lainnya. Kata banyak orang, mereka cakep, ganteng, tampan bin kasep. Kok kata orang? Karena apa yang menurut kata orang banyak, belum tentu saya sependapat dengan mereka. Suka-suka donk!
Semua nama tersebut adalah deretan selebritis yang terkenal di bidangnya masing-masing. Dari semua nama tersebut, hanya Irfan Bachdim saja yang background-nya adalah sepak bola. Selebihnya adalah kalangan artis dan bintang sinetron/film. Tak heran, karena bidang ini (baca: entertainment) memang mengharuskan wajah cakep sebagai modal utama bila ingin terkenal.
Kalau yang tak punya wajah cakep, gimana dong? Kalau nekat pingin terkenal di dunia selebritis, tanpa modal cakep dan body seksi maka kamu harus punya kebalikannya. Apaan tuh? Sorry, nggak tega bener sebetulnya mau bilang kalo kebalikan wajah cakep adalah wajah (maaf) ancur. Coba aja kamu perhatikan beberapa seleb yang settingan wajahnya begitu. Mereka selalu mentertawakan diri sendiri dengan banyolan yang intinya pengakuan bahwa wajah mereka sendiri jauh dari harapan (akhirnya bisa nemu padanan kata yg sopan untuk istilah wajah ancur hehehe).
Tapi ngemeng-ngemeng (baca: ngomong-ngomong), apakah wajah cakep atau ganteng itu segitu pentingnya sih buat manusia terutama remaja seusia kamu? Apakah tak ada faktor lain yang bisa dilihat dari seorang cowok selain tampilan fisiknya semata?
Ganteng, penting nggak sih?

Sabtu, 14 Mei 2011

Inikah Kehancuran Moral Saudaraku :'(

 

 Karya : Rangga Kusumo

Siang ini matahari tampak memancarkan sinarnya dengan begitu kuat, laksana seorang raja yang bengis sedang memarahi anak buahnya yang berbuat kesalahan. Entah mengapa bumiku sekarang kian membakar kulit penghuninya. Aku tak heran dengan hal tersebut, wajar saja bumiku ini semakin panas kalo penghuninya saja tetap egois. Egois ?? ya, manusia kini sangat egois karena mereka tidak memperdulikan lagi akan kelangsungan bumi ini . Banyak diantara mereka yang berbuat suatu tindakan yang tidak pantas yang tidak sesuai dengan peraturan-peraturan yang ada. Mereka seenaknya saja menebang pohon-pohon, mengeluarkan limbah dan asap secara tidak bertanggung jawab,dan lain sebagainya. Aku sangat sedih melihat hal ini..

Siang ini setelah aku selesai pulang sekolah, aku merencanakan akan pergi ke Palembang. Niatku hanya satu, aku ingin melihat pertandingan sepakbola antara tim kebangganku Sriwijaya FC yang akan melawan tim yang berasal dari Uni Emirat Arab yaitu Al-Ain dalam babak pentisihan Liga Champions Asia. Setelah makan siang yaitu sekitar pukul 12.30 Aku dan temanku Alex serta fadhil Bergegas pergi ke depan Shooping Centre kayuagung untuk menunggu mobil yang hendak pergi ke Palembang. Setelah tidak terlalu lama akhirnya kami menemukan mobil. Mobil yang kami kendaraipun berjalan menuju Palembang. Dari pinggir pintu terdengar sang kernet asyik untuk berteriak-teriak guna menarik simpati orang-orang agar mau menaiki mobil Sang Sopir. Karena memang saat itu mobiil tersebut masih banyak tempat duduk yang kosong.
                Setelah sampai di kabupaten Ogan Ilir, tepatnya di Indralaya, salah satu temanku yaitu Muhammad Fadhi Al-Akbar  turun dari mobil. Ia pamitan terlebih dahulu dengan kami, karena dia memang tidak ingin pergi bersama aku dan Alex untuk menonton pertandingan.

Senin, 02 Mei 2011

Kondisi Pemuda Zaman Akhir

Pengecut

Pemuda zaman ini adalah pemuda yang pengecut, tidak mempunyai keinginan untuk melawan saat harga diri mereka diinjak-injak, tak berani berontak saat moral mereka dirusak, tak berani bertindak saat masa depan mereka “dihitamkan”.
Beginilah kondisi anak muda zaman ini, saat moral mereka dirusak oleh media, mereka hanya diam dan menerima. Saat harga diri mereka dipertaruhkan oleh budaya-budaya barat, mereka hanya diam dan menerima dengan tangan terbuka lebar. Saat masa depan mereka “dihitamkan” oleh oknum-oknum yang tak bertanggung jawab, mereka hanya diam tanpa berfikir apa jadinya mereka di masa depan. Mereka tak lebih dari seorang pengecut yang tidak berani tampil membela diri mereka
sendiri, mereka hanya duduk termenung menunggu penolong yang akan menyelamatkan mereka. Siapa yang akan menyelamatkan kita selain diri kita sendiri?