Kamis, 05 April 2012

Pemuda Islam, Bangkitlah !

Oleh : Rangga Kusumo

“Bangkitlaaaaaaaaaaaaah !!” itulah seruan yang seharusya dikobarkan seluruh pemuda Islam. Seruan penyemangat, seruan penuh harapan, seruan yang seharusnya membuat keoptimisan setiap insan pemuda Islam untuk berjihad, menegakkan syariat agama yang menjadi rahmat bagi seluruh alam, yaitu Diinul Islam. Pemudalah yang seharusnya menjadi tulang pungung untuk melebarkan sayap dakwah Islamiyah ini. Namun, sayang beribu sayang, kenyataan yang terjadi tidaklah semanis itu. Pemuda Islam kini, telah rapuh imannya, hilang kepribadian Islamnya, bahkan lupa siapa Tuhannya. Na’udzubillah Mundzaliik.

Pemuda Islam masa kini, telah loyo, termakan propaganda-propaganda yang dilancarkan musuh-musuh Islam. Senjata-senjata para musuh islam seakan sudah telak mengenai pemuda Islam masa kini. Berbagai lagu-lagu penuh kesenangan tak bermakna, menyihir hampir seluruh pemuda Islam masa kini dan nyaris itu semua menggantikan ketinggian Al-Qur’an. Film-film perusak tak bermoral kian subur menyebar dikalangan pemuda Islam. Perilaku-perilaku amoral oleh pemuda Islam seakan sudah menjadi penghias layar kaca dan media cetak sehari-hari. Pemuda Islam masa kinipun, sudah dijejali berbagai macam pemikiran-pemikiran apatis terhadap Islam, agamanya sendiri ! Dan, senjata mereka yang paling ampuh, Virus Merah Jambu, seakan sudah mengalir dalam denyut keseharian mereka, pemuda Islam masa kini.


Semua kejadian sekarang ini, sangatlah berbanding terbalik dengan sejarah fantastis yang telah ditorehkan oleh para pemuda Islam dizaman Rasulullah dahulu. Dizaman Rasul dahulu, kita bisa temukan banyak sekali sosok pemuda yang sangat luar biasa dedikasinya untuk pengabdian kepada Rabbnya. Kita mengenal Usamah ibn Zaid, seorang panglima perang termuda. Bayangkan, di usianya yang belum menginjak 20 tahun, sudah diamanahkan oleh Rasulullah, untuk menjadi panglima perang dalam sebuah ekspedisi militer melawan tentara Romawi di Syiria. Kemudian ada juga Ali ibn Abi Thalib. Di usia 20 tahunan, dengan berani ia menempati tempat tidur Rasulullah, untuk menggantikan beliau yang saat itu hendak dibunuh oleh kaum Quraisy ketika ingin hijrah ke Yatsrib. Tinta emas sejarah juga menorehkan nama Abdullah ibn Abbas. Seorang pakar ilmu yang luar biasa. Ada pula sederet nama lainnya, seperti Mu’adz ibn Jabal, Salamah ibn Al-Akwa’, Samurah ibn Jundab, Anas ibn Malik, Abdullah ibn Umar, Zaid ibn Tsabit, Rafi’ ibn Khudaij, Abu Sa’id Al-Khudri, dan masih banyak lagi. Pemuda Islam kader Rasulullah itu tercatat oleh tinta emas sejarah. Keharuman namanya sudah tak dapat dipungkiri lagi. Semangat juang, kejernihan hati, kemurnian iman, kearifan pemikiran, serta kesempurnaan akhlak mereka, seharusnya menjadi panutan bagi kita, pemuda Islam masa kini.

Sahabatku tercinta, para pemuda Islam. Sangatlah riskan sekali jikalau kita mengamati saudara-saudara yang ada disekeliling kita. Kebanyakan dari mereka sudah jauh dari tuntunan agamanya. Mereka telah terjerumus kedalam lembah kesesatan. Berbagai pernak-pernik hiasan kehidupan yang serba modern telah sedikit demi sedikit melunturkan niai-nilai keislaman yang seharusnya menjadi acuan utama dalam menjalani kehidupan ini. Tak dapat dipungkiri lagi, berbagai tindakan amoral pun seakan telah menjadi suatu wacana rutin dikalangan pemuda Islam zaman sekarang.

Indonesia, kini sangatlah membutuhkan generai penerus bangsa yang ideal, yaitu generasi yang berkarakter. Generasi yang berkarakter tentunya adalah generasi yang mempunyai sebuah nilai-nilai luhur yang telah disadari dan dihayati oleh sanubari hati nuraninya yang paling dalam. Nilai-nilai luhur tersebut tentunya adalah nilai-nilai yang berdasarkan tuntunan agama Islam, yaitu Al-Qur’an dan Al-Hadits. Jikalau setiap pemuda Islam menyadari betul akan hal itu, bersedia untuk senantiasa menghiasai segala aktivitas kehidupannya dengan bingkai keislaman, maka Indonesia ini akan mempunyai sebuah aset yang sangat luar biasa, yaitu generasi muda yang berkarakter, yang siap memimpin bangsa ini dimasa yang akan datang.

Usaha pemerintah untuk membentuk generasi yang berkarakter telah disemboyankan sejak beberapa tahun belakangan. Alhasil, kitapun sering mendengar di dalam kegiatan peringatan hari-hari besar nasional, semboyan untuk membentuk karakter generasi muda sering dijadikan sebagai tema utama dalam menghiasi momen tersebut. Pentingnya membangun akhlak dan moral  para generasi muda, dalam hal ini pelajar sebagai calon generasi penerus bangsa harus menjadi konsen bagi seluruh lapisan masyarakat baik itu orangtua, pemerintah dan  organisasi  kemasyarakatan. Tidak akan tercapai sebuah tujuan itu tanpa adanya sebuah kesatuan dan persatuan yang kuat didalam mewujudkannya. Karena sebuah barisan kesatuan yang kokoh dan saling bekerjasama antar elemen akan menghasilkan sebuah energi kekuatan yang besar. Energi kekuatan yang besar tersebut tentuya akan mempermudah dalam mewujudkan tujuan membentuk generasi yang berakhlak.

  Namun demikian, pada kenyataanya usaha pemerintah tersebut rupanya hasilnya belumlah sesuai dengan apa yang diharapkan. Alih-alih merubah generasi muda bangsa ini menjadi leih baik, ternyata masih banyak para generasi Islam yang masih hancur, hancur aqidahnya, hancur akhlaknya, dan ironisnya lagi terjual jati diri kepribadian Islamnya.

Saudaraku pemuda Islam, fakta di atas menunjukkan bahwa sebuah perubahan tidak akan bisa terwujud jika memang objek yang ingin dirubah dalam hal ini adalah pemuda Islam itu sendiri  tidak mempunyai sebuah keingian dari dalam dirinya sendiri untuk mau berubah. Maka dari itu, haruslah di dalam setiap jiwa pemuda Islam tertanam sebuah kemuan yang kuat untuk mau merubah dirinya menjadi lebih baik lagi. Rela dan berkomitmen untuk menjadikan dirinya sebagai muslim sejati. Namun harus kalian camkan, dizaman yang serba modern ini engkau akan menemukan banyak sekali tantangan-tantangan yang harus dihadapi. Persiapkanlah diri kalian masing-masing dengan sebaik-baiknya. Jangan sampai kemodernan zaman sekarang malah sebaliknya akan menjadikan kalian sebagai budaknya, menjadikan kalian tak berdaya, sehingga kalian menjadi generasi yang lalai, generasi yang tak lagi menjadikan ajaran agamanya sebagai pedoman dalam menjalani kehidupan. Jika ini tetap berlangsung terus menerus, maka bangsa ini sampai kapanpun tak akan menjadi bangsa yang besar.

Saudaraku, pemuda Islam. Apakah semua kondisi memprihatinkan ini akan terus kita diamkan ?. Apakah tidak ada sedikitpun terintas di dalam benak kalian untuk mengubah semuanya ?. Apakah kalian rela bangsa tercinta Indonesia ini akan menjadi bangsa yag terus-menerus terpuruk ?. Jawabanya tentu TIDAK !. Kalian harus mempunyai tekat yang kuat untuk merubahnya, karena kalian adalah calon pemimpin negeri ini dimasa yang akan datang. Kalianlah yang kelak mungkin akan menggantikan bapak Presiden kita sekarang, bapak Susilo Bambang Yudhoyono atau siapapun yang sekarang sedang memegang kendali negeri ini. Maka dari itu, persiapkanlah diri kalian dari sekarang untuk menyongsong masa depan negeri ini yang lebih cerah lagi, untuk menyongsong kejayaan Islam kembali seperti dizaman Rasulullah dulu. Kalianlah orangnya. Kalianlah aset berharga negeri ini.

Tetap semangat teman-temanku dalam bingkai keistiqomahan. Janganlah pernah berputus asa, karena harapan itu masih ada. Teruslah benahi diri kita masing-masing menjadi hamba Allah yang lebih baik lagi. Janganlah takut, janganlah gelisah, karena syurga Allah telah menanti kita, menyambut kita dengan penuh kedamaian, bagi orang-orang yang senantiasa berjihad di jalan-Nya. Allahu Akbar !

Ingat saudaraku ! “ Pemuda Kini, adalah Pemimpin Masa Depan”

0 komentar:

Posting Komentar