Dan Dia-lah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, dan adalah `Arsy-Nya di atas air, agar Dia menguji siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya, dan jika kamu berkata (kepada penduduk Mekah): “Sesungguhnya kamu akan dibangkitkan sesudah mati”, niscaya orang-orang yang kafir itu akan berkata: “Ini tidak lain hanyalah sihir yang nyata”. (QS. Huud: 7)
Dan Kami turunkan air dari langit menurut suatu ukuran; lalu Kami jadikan air itu menetap di bumi, dan sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa menghilangkannya. (QS. Al-Mu`minun: 18)
Dalam Al-Qur`an, Allah menyebut kata “air” sebanyak 51 kali. Dan tidak satu ayat pun yang menyatakan bahwa Allah “menciptakan air”, justeru sebanyak 25 ayat menyebutkan bahwa Allah “menurunkan air dari langit”. Ini menunjukkan bahwa air itu tidak diciptakan di bumi. Bahkan ada 4 ayat yang secara tegas menjelaskan bahwa Allah “menurunkan air dari langit kemudian menghidupkan bumi setelah bumi itu mati sebelumnya” dan beberapa ayat lainnya menyatakan bahwa Allah “menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dan menghijaukan bumi dengan sebab air itu”. Hal ini menunjukkan bahwa dahulunya, bumi tidak mengandung air dan kehidupan. Tetapi kemudian Allah menurunkan air dari langit dan menghidupkan bumi.
Saat ini kita telah mengenal suatu teori yang menyatakan bahwa bumi tidak mengandung air pada awalnya. Kemudian ada komet-komet yang mengandung es yang jatuh ke bumi. Komet-komet tersebut bergesekan dengan atmosfer dan menguap menjadi awan. Kemudian dari awan itu turunlah air hujan yang memiliki kemampuan “menghidupkan”. Hingga saat ini, air itu menetap di bumi. Prof. Higa telah meneliti mengenai Effective Micro-organism (EM), suatu mikro-organisme yang mampu “menghidupkan”. Selain air itu memiliki keberkahan, hado positif, energi positif, dan apa pun istilahnya, mungkin EM ini juga salah satu faktor yang menyuburkan atau menghidupkan bumi, yang mana EM ini juga terkandung dalam air yang Allah turunkan dari langit.
Dan Allah menurunkan dari langit air (hujan) dan dengan air itu dihidupkan-Nya bumi sesudah matinya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran dan eksistensi Tuhan) bagi orang-orang yang mendengarkan (pelajaran). (QS. An-Nahl: 65)
Apakah kamu tiada melihat, bahwasanya Allah menurunkan air dari langit, lalu jadilah bumi itu hijau? Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui. (QS. Al-Hajj: 63)
Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air, maka sebagian dari hewan itu ada yang berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki, sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya, sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS. An-Nur: 45)
Ayat di atas sama sekali tidak mendukung teori evolusi yang bersandar pada atheisme dan “peristiwa kebetulan”. Ayat tersebut menjelaskan bahwa segala macam hewan dijadikan oleh Allah dari unsur air. Bahkan manusia, selain ia diciptakan dari air sperma, manusia juga Allah ciptakan dengan 2/3 tubuhnya adalah air. Kita tahu, Al-Qur`an menjelaskan bahwa unsur pembentuk tubuh Adam adalah tanah liat yang tentunya mengandung air, lumpur hitam seperti yang saat ini keluar di Sidoarjo yang juga mengandung air, dan tanah-tanah lainnya yang mengandung air dan mineral lainnya. Dari campuran-campuran tersebut, maka jadilah tubuh Adam yang 2/3-nya adalah air. Kemudian Allah tiupkan roh dari-Nya, maka hiduplah Adam.
Dia (manusia) diciptakan dari air yang terpancar. (QS. Ath-Thariq: 6)
Bukankah Kami menciptakan kamu dari air yang hina? (QS. Al-Mursalat: 20)
Bukankah Kami menciptakan kamu dari air yang hina? (QS. Al-Mursalat: 20)
KEBERKAHAN AIR
Dari Anas ra berkata: Kami bersama Rasulullah saaw terperangkap hujan. Tiba-tiba Rasulullah saaw melepas bajunya, sampai-sampai beliau basah terkena hujan. Lantas kami bertanya, “Wahai Rasulullah, kenapa engkau berbuat begitu?” Rasulullah saaw menjawab, “Karena hujan ini baru saja datang dari Tuhannya.” (HR. Muslim dan Abu Daud)
Lihatlah bagaimana Rasulullah saaw memandang hujan itu sebagai sesuatu yang mengandung rahmat dan keberkahan dari Allah, sesuatu yang oleh Masaru Emoto dikenal sebagai hado positif. Hado positif ini, selain dapat mempengaruhi kesehatan fisik, juga dapat mempengaruhi kesehatan jiwa seperti dijelaskan dalam Al-Qur`an, dimana air hujan dapat mensucikan hati dan jiwa dari segala penyakit hati dan juga membersihkan diri dari kotoran syaithon.
(Ingatlah), ketika Allah menjadikan kamu mengantuk sebagai suatu penentraman daripada-Nya, dan Allah menurunkan kepadamu hujan dari langit untuk menyucikan kamu dengan hujan itu dan menghilangkan dari kamu kotoran-kotoran syaithan dan untuk menguatkan hatimu dan memperteguh dengannya telapak kaki (mu). (QS. Al-Anfal: 11)
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan ni`mat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur. (QS. Al-Maidah: 6)
Allah mengajarkan bagi kita yang berhadas agar bersuci dengan air sebelum mendirikan shalat. Karena orang yang berhadas itu sedang dalam keadaan dimana ia kekurangan hado positif. Dengan hado positif dari air wudhu, diharapkan bahwa kita bisa mendapatkan keni’matan ketika sholat berupa akses langsung kepada sumber energi alam semesta, yaitu Allah. Melalui sholat yang khusyu, seseorang akan mendapatkan kebahagiaan sejati di dunia dan di akhirat. Satu lagi rahasia Ilahi telah terungkap. Maka bersyukurlah wahai Anda yang telah memeluk Islam, karena Anda telah berada di Jalan Lurus.
Sumber:
Al-Qur`an (2:22,74,164; 4:43; 5:6; 6:99; 7:57; 8:11; 11:7; 13:17; 14:32; 15:22; 16:10,65; 20:53; 21:30; 22:5,63; 23:18; 23:45; 25:48,54; 27:60; 28:23; 29:63; 30:24; 31:10; 30:8; 32:27; 35:27; 39:21; 41:39; 43:11; 47:15; 50:9; 54:12; 56:68,69; 77:20,27; 78:14; 80:25; 86:6)
Al-Qur`an (2:22,74,164; 4:43; 5:6; 6:99; 7:57; 8:11; 11:7; 13:17; 14:32; 15:22; 16:10,65; 20:53; 21:30; 22:5,63; 23:18; 23:45; 25:48,54; 27:60; 28:23; 29:63; 30:24; 31:10; 30:8; 32:27; 35:27; 39:21; 41:39; 43:11; 47:15; 50:9; 54:12; 56:68,69; 77:20,27; 78:14; 80:25; 86:6)
0 komentar:
Posting Komentar