Jumat, 14 Januari 2011

Mencintai Rasulullah SAW

قَالَ رَسُوْلُ الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : لَايُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُوْنَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ وَوَلَدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِيْنَ
(صحيح البخاري)
“ Tidak sempurna iman salah seorang dari kalian sehingga aku lebih ia cintai dari orang tuanya, anaknya dan seluruh manusia. ” ( Shahih Al Bukhari )

Habib MunzirAssalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
حَمْدًا لِرَبٍّ خَصَّنَا بِمُحَمَّدٍ وَأَنْقَذَنَا مِنْ ظُلْمَةِ اْلجَهْلِ وَالدَّيَاجِرِ اَلْحَمْدُلِلَّهِ الَّذِيْ هَدَانَا بِعَبْدِهِ اْلمُخْتَارِ مَنْ دَعَانَا إِلَيْهِ بِاْلإِذْنِ وَقَدْ نَادَانَا لَبَّيْكَ يَا مَنْ دَلَّنَا وَحَدَانَا صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبـَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِي جَمَعَنَا فِي هَذَا الْمَجْمَعِ اْلكَرِيْمِ وَفِي هَذَا الْجَمْعِ اْلعَظِيْمِ .
Limpahan puji kehadirat Allah Yang Maha Luhur, Yang Maha Menguasai kerajaan langit dan bumi, Yang Maha melimpahkan rahmat-Nya yang kekal dan Maha Melimpahkan kasih sayang-Nya disetiap waktu tiada henti yang berupa rahmat-Nya yang sementara untuk mereka yang beriman dan yang tidak beriman, dan rahmat itu terus berlimpah di setiap detiknya. Namun Allah menyiapkan rahmat yang kekal untuk mereka yang mengikuti sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Mungkin sebagian orang akan berkata : “ kenapa, Muhammad lagi, rasulullah lagi dibahas?! ”, mengapa?, karena beliau adalah utusan Allah, maka kenali kasih sayang Allah dengan mengenali utusan-Nya yang telah mengenalkan Allah, dialah sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Cintailah beliau, karena dengan mencintainya sempurnalah iman kita.
Allah subhanahu wata’ala berfirman :
إِنَّمَا وَلِيُّكُمُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَالَّذِينَ آَمَنُوا الَّذِينَ يُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَهُمْ رَاكِعُونَ ، وَمَنْ يَتَوَلَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَالَّذِينَ آَمَنُوا فَإِنَّ حِزْبَ اللَّهِ هُمُ الْغَالِبُونَ
( المائدة : 55 – 56 )
“ Sesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya mereka banyak melakukan shalat sunnah tunduk (kepada Allah), Dan barangsiapa yang menjadikan Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman sebagai penolongnya, maka sesungguhnya pasukan Allah itulah yang pasti menang.” ( QS. Al Maidah : 55 – 56 )
Sungguh yang menjadi pelindung kita dan mengayomi kita adalah Allah subhanahu wata’ala, dan Rasul-Nya yang melindungi kita dengan doa, dengan syafaah yang agung, dengan tuntunan luhur, dan juga orang-orang yang beriman yang senantiasa mengerjakan shalat, menunaikan zakat, merekalah para shalihin yang juga menjadi pelindung kalian. Bukan berarti Rasulullah dan para shalihin mempunyai kekuatan yang sama dengan Allah, bukan pula tuhan kesatu, kedua atau ketiga, namun maksudnya adalah bahwa Allah mewakilkan rahasia bimbingan keselamatan yang milik Allah kepada Rasul-Nya dan para shalihin yang menuntun manusia kepada ridha Allah subhanahu wata’ala. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, hadits yang tadi kita baca :
لَايُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُوْنَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ وَوَلَدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِيْنَ
( صحيح البخاري )
“ Tidak sempurna iman salah seorang dari kalian sehingga aku lebih ia cintai dari orang tuanya, anaknya dan seluruh manusia. ” ( Shahih Al Bukhari )
Secara konteks kalimatnya makna hadits ini adalah “Tidak beriman salah seorang dari kalian sehingga aku lebih ia cintai dari orang tuanya, anaknya dan seluruh manusia”, namun yang dimaksud adalah bahwa sempurnanya iman seseorang ialah jika ia telah mencintai Rasulullah lebih dari orang tuanya, anaknya dan seluruh manusia. Dalam riwayat Shahih Muslim Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
لاَيُؤْمِنُ الْعَبْدُ حتَّى اَكُوْنَ اَحَبَّ اِلَيْهِ مِنْ اَهْلِهِ وَمَالِهِ وَالنَّاسِ اَجْمَعِيْنَ
“ Tidak sempurna iman seorang hamba sampai aku lebih ia cintai dari keluarganya, hartanya dan seluruh manusia. ”
Mengapa Rasulullah mengatakan demikian!?, hal ini adalah bentuk kasih sayang sang nabi, bukanlah kekerasan atau yang lainnya. Sebagaimana iman ada beberapa tingkatan maka nabi menginginkan ummatnya mencapai puncak keimanan dengan mencintai beliau saw, karena dengan mencintai beliau saw seseorang akan dicintai oleh Allah subhanahu wata’ala, sebagaimana sabda beliau shallallahu ‘alaihi wasallam :
اَحِبُّوا الله لِمَا يَغْدُوْكُمْ بِهِ مِنْ نِعَمِهِ وَاَحِبُّوْنِى لِحُبِّ اللهِ وَاَحِبُّوا اَهْلَ بَيْتِى لِحُبِّيْ
“ Cintailah Allah karena nikmat-nikmat yang telah dianugerahkan-Nya kepada kalian, dan cintailah aku karena kecintaan (kamu) kepada Allah, serta cintailah ahlu al-baitku karena kecintaan (kamu) kepadaku ”
Orang yang cinta kepada Allah maka ia akan mencintai nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Dan tidak ada yang melebihi kemuliaan para ahlu Badr RA diriwayatkan dalam Shahih Al Bukhari bahwa mereka (ahlu Badr) adalah semulia-mulia muslimin. Mereka adalah ahlu bait Rasulullah, para sahabat rasulullah dari kaum Muhajirin dan Anshar, dari kaum quraisy, dari golongan bangsa arab dan juga bukan dari bangsa arab, orang-orang kaya dan miskin, para budak dan orang-orang merdeka kesemuanya bersatu dalam satu panji “Laa ilaaha illallah Muhammadun rasulullah”, untuk membela sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam sehingga mereka dikatakan orang-orang yang paling utama dari kaum muslimin. Diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari ketika malaikat Jibril as bertanya kepada Rasulullah : “wahai rasulullah, bagaimana pendapatmu tentang Ahlul Badr?”, maka Rasulullah menjawab : “ mereka adalah semulia-mulianya muslimin”, maka malaikat Jibril as berkata: “Begitu pula para malaikat yang diperintah untuk bersama Ahlul Badr mereka juga semulia-mulia malaikat”, kesimpulannya adalah mereka yang bersama nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Allah subhanahu wata’ala telah berfirman :
وَإِذْ قَالُوا اللَّهُمَّ إِنْ كَانَ هَذَا هُوَ الْحَقَّ مِنْ عِنْدِكَ فَأَمْطِرْ عَلَيْنَا حِجَارَةً مِنَ السَّمَاءِ أَوِ ائْتِنَا بِعَذَابٍ أَلِيمٍ ، وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُعَذِّبَهُمْ وَأَنْتَ فِيهِمْ وَمَا كَانَ اللَّهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُونَ
( الأنفال : 32- 33 )
“Dan (ingatlah), ketika mereka (orang-orang musyrik) berkata: “Ya Allah, jika betul (Al-Qur’an) ini, dialah yang benar dari sisi Engkau, maka hujanilah kami batu dari langit, atau datangkanlah kepada kami azab yang pedih, Dan Allah sekali-kali tidak akan mengajak mereka, sedang kamu berada diantara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengajak mereka, sedang mereka meminta ampun.” ( QS. Al Anfal : 32 – 33 )
Allah tidak akan menimpakan siksa kepada mereka yang membangkang dan tidak beriman kepada Allah selama diantara mereka ada nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, karena masih ada orang yang paling dicintai Allah maka mereka yang dimurkai Allah selamat dari adzab Allah. Namun Allah Maha bijaksana maka kemuliaan itu diwariskan kepada ummat beliau shallallahu ‘alaihi wasallam sehingga Allah tidak akan menyiksa mereka selama masih ada diantara mereka yang beristighfar, selaras dengan makna firman Allah dalam surat Al Fath :
وَلَوْلَا رِجَالٌ مُؤْمِنُونَ وَنِسَاءٌ مُؤْمِنَاتٌ لَمْ تَعْلَمُوهُمْ أَنْ تَطَئُوهُمْ فَتُصِيبَكُمْ مِنْهُمْ مَعَرَّةٌ بِغَيْرِ عِلْمٍ لِيُدْخِلَ اللَّهُ فِي رَحْمَتِهِ مَنْ يَشَاءُ لَوْ تَزَيَّلُوا لَعَذَّبْنَا الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا
( الفتح : 25 )
“Dan kalau tidaklah karena laki-laki yang mu’min dan perempuan-perempuan yang mu’min yang tiada kamu ketahui, bahwa kamu akan membunuh mereka yang menyebabkan kamu ditimpa kesusahan tanpa pengetahuanmu . Supaya Allah memasukkan siapa yang dikehendaki-Nya ke dalam rahmat-Nya. Sekiranya mereka tidak bercampur baur, tentulah Kami akan mengazab orang-orang kafir di antara mereka dengan azab yang pedih.” ( QS. Al Fath : 25 )
Jika bukan karena orang-orang yang beriman dan jika mereka tidak ada maka akan turun siksaan untuk semua mereka yang kufur kepada Allah. Ayat ini turun untuk penduduk Makkah sesudah Rasulullah hijrah, dimana sebagian kaum muslimin yang lemah dilarang oleh kuffar quraisy untuk hijrah, sebagian dari mereka rumahnya dikunci, ada yang dipasung atau diikat dan dijaga dengan penjagaan yang sangat ketat sehingga mereka tidak bisa berangkat ke Madinah Al Munawwarah, namun mereka orang-orang kafir Qureisy tidak mengetahui bahwa sesunguhnya keberadaan orang-orang yang beriman itulah yang menjadikan mereka selamat dari murka Allah, jika di Makkah tidak ada lagi yang beriman atau orang-orang yang beriman telah dibinasakan atau mereka keluar dari Makkah maka Allah akan menumpahkan bala’ pada penduduk Makkah. Namun kuffar quraisy tidak mengetahui kemulian mereka (para mu’minin) sehingga mereka terus ditindas. Maka keberadaan para shalihin menjadi benteng bagi yang lainnya. Dan malam ini dilaporkan telah hadir lebih dari 50.000 muslimin muslimat, bahkan bukan hanya di temapt ini saja, karena acara ini disiarkan secara langsung di streaming : www.majelisrasullah.org/ sehingga penduduk diseluruh dunia bisa menyaksikannya diantaranya di Denpasar, Bandung, Singapura, Malaysia dan wilayah-wilayah lainnya di seluruh barat dan timur. Dan sebagian dari mereka ada yang mengambil dari website ini kemudian disiarkan kembali di radionya masing-masing. Al Imam Ibn Batthal Ar berkata di dalam syarh kitab Muwattha’ Al Imam Malik tentang penjelasan hadits tadi, bahwa maksud hadits itu adalah ketika seseorang mencapai kesempurnaan iman maka ia akan diberi kefahaman oleh Allah subhanahu wata’ala bahwa hak dirinya dan keluarganya lebih patut dikesampingkan dari hak Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Pendapat ini sejalan dengan perkataan hujjatul islam Al Imam Ibn Hajar Al Asqalany yang menukil ucapan Al Imam Nawawy rahimahullah, yang menukil ucapan hujjatul islam Al Imam Qadhi ‘Iyadh rahimahullah yang mengatakan bahwa awal dari cinta kepada rasulullah adalah bermula dari kesempurnaan iman, sehingga seseorang ingin hidup di zaman rasulullah, ingin melihat wajah rasulullah, kemudian ia mulai berfikir untuk lebih lagi menganut rasulullah dalam perbuatan bathin dan zhahirnya, lalu ia mulai berfikir lagi untuk mengorbankan apa yang ada pada dirinya demi cintanya kepada sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam sebagaimana para shahabat mengorbankan nyawanya, keluarganya dan hartanya demi nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Hal seperti ini bukanlah kultus dalam syirik namun justru itu merupakan kesempurnaan iman seseorang, demikian makna hadits riwayat Shahih Al Bukhari dan Shahih Muslim. Dan kedua hadits ini didukung dengan firman Allah subhanahu wata’ala :
النَّبِيُّ أَوْلَى بِالْمُؤْمِنِينَ مِنْ أَنْفُسِهِمْ وَأَزْوَاجُهُ أُمَّهَاتُهُمْ وَأُولُو الْأَرْحَامِ بَعْضُهُمْ أَوْلَى بِبَعْضٍ فِي كِتَابِ اللَّهِ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُهَاجِرِينَ إِلَّا أَنْ تَفْعَلُوا إِلَى أَوْلِيَائِكُمْ مَعْرُوفًا كَانَ ذَلِكَ فِي الْكِتَابِ مَسْطُورًا
(الأحزاب : 6 )
“ Nabi itu lebih utama bagi orang-orang mu’min dari diri mereka sendiri ,dan isteri-isterinya adalah ibu-ibu mereka. Dan orang-orang yang mempunyai hubungan darah satu sama lain lebih berhak (waris mewarisi) di dalam Kitab Allah daripada orang-orang mu’min dan orang-orang Muhajirin, kecuali kalau kamu mau berbuat baik kepada saudara-saudaramu (seagama), yang demikian itu telah tertulis di dalam Kitab (Allah).” ( QS. Al Ahzab : 6 )
Maksudnya adalah hak-hak rasulullah lebih layak didahulukan daripada hak-hak diri mereka sendiri sebagaimana firman Allah tadi, mengapa demikian? karena rasulullah lah yang menyelamatkan kita di dunia dan di akhirah dengan izin Allah subhanahu wata’ala, di dunia dengan doa dan di akhirah dengan syafaat al kubraa. Mengapa rasulullah sebagai penyelamat di dunia dan akhirah?! karena Allah yang menghendaki rasulullah untuk menjadi penolong kita dan memberi syafaat untuk kita, jika Allah tidak berkehendak maka rasulullah pun tidak akan bisa memberi syafaat untuk kita, oleh sebab itu Allah berfirman bahwa rasulullah lebih berhak didahulukan haknya dari kita sendiri. Namun jawaban beliau shallallahu ‘alaihi wasallam begitu indah sebagaimana sabda beliau shallallahu ‘alahi wasallam:
مَا مِنْ مُؤْمِنٍ إِلَّا وَأَناَ أَوْلىَ النَّاسِ بِهِ فيِ الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، اقْرَءُوْا إِنْ شِئْتُمْ : ( النَّبِيُّ أَوْلَى ‏بِالْمُؤْمِنِيْنَ مِنْ أَنْفُسِهِمْ ) فَأَيُّمَا مُؤْمِنٍ تَرَكَ مَالاً فَلْيَرِثهُ عَصَبَتُهُ مَنْ كَانُوْا، فَإِنْ تَرَكَ دَيْناً أَوْ ‏ضَيَاعاً فَلْيَأْتِنِيْ وَأَنَا مَوْلَاهُ
“Tidak ada seorang mukmin pun kecuali aku lebih berhak atas dirinya baik di dunia maupun akhirah, ketahuilah oleh kalian bahwa Nabi (Muhammad saw) itu lebih berhak atas kaum muk-min daripada diri mereka sendiri, maka mukmin manapun yang mati dan dia meninggalkan harta maka keluarganyalah yang akan mewarisinya siapa pun mereka dan siapa saja yang me-ninggalkan hutang atau tanggungan maka serahkanlah kepadaku maka akulah yang bertanggungjawab menyelesaikannya.”
Beliaulah majikan seluruh ummat, yang diberikan oleh Allah kepada kita yang siap membayar hutang kita. Berkata para mufassir bahwa yang dimaksud bukan hanya hutang harta tetapi juga hutang dosa pun beliau yang akan menebusnya dengan memberikan syafaat di hari kiamat, seraya bersujud kepada Allah dan berkata : “ummati ummati”, demikian indahnya kekasih kita shallallahu ‘alaihi wasallam. Di saat kita dilupakan para kekasih kita, dimana di saat itu tidak ada yang mau kenal dengan pendosa, seorang bapak atau ibu jika anaknya adalah seorang pendosa maka ia tidak akan mengakui bahwa dia adalah anaknya begitu pula sebaliknya, sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala :
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمْ إِنَّ زَلْزَلَةَ السَّاعَةِ شَيْءٌ عَظِيمٌ ، يَوْمَ تَرَوْنَهَا تَذْهَلُ كُلُّ مُرْضِعَةٍ عَمَّا أَرْضَعَتْ وَتَضَعُ كُلُّ ذَاتِ حَمْلٍ حَمْلَهَا وَتَرَى النَّاسَ سُكَارَى وَمَا هُمْ بِسُكَارَى وَلَكِنَّ عَذَابَ اللَّهِ شَدِيدٌ
( الحج : 1 – 2 )
“ Hai manusia, bertaqwalah kepada Rabbmu; sesungguhnya kegoncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar (dahsyat), (Ingatlah) pada hari (ketika) kamu melihat kegoncangan itu, lalailah semua wanita yang menyusui anaknya dari anak yang disusuinya dan gugurlah segala kandungan wanita yang hamil, dan kamu lihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal mereka sebenarnya tidak mabuk, akan tetapi azab Allah itu sangat keras.” ( QS. Al Hajj : 1 – 2 )
Wanita-wanita yang hamil menggugurkan kandungannya karena takut dan tidak bisa bertanggung jawab di sisi Allah, yang barangkali dia bermaksiat atau memakan makanan yang syubhat sehinga akan dituntut oleh sang bayi, atau sang bayi di bawa ke tempat bermaksiat maka bayi akan menuntut di dalam rahimnya, dan disaat itu tiada lagi perhitungan dosa, karena perhitungan dosa berhenti setelah sajaratul maut. Begitu pula di saat itu ibu-ibu yang menyusui bayinya akan melemparkan bayinya karena khawatir akan dituntut jika telah membawa mereka ke tempat maksiat, atau telah memberi mereka makanan yang haram atau syubhat, bayi-bayi itu tidak diajari kalimat-kalimat Allah, kalimat dzikir, namun hanya diajari hal-hal yang munkar atau yang lainnya, sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala :
فَإِذَا جَاءَتِ الصَّاخَّةُ ، يَوْمَ يَفِرُّ الْمَرْءُ مِنْ أَخِيهِ ، وَأُمِّهِ وَأَبِيهِ ، وَصَاحِبَتِهِ وَبَنِيهِ ، لِكُلِّ امْرِئٍ مِنْهُمْ يَوْمَئِذٍ شَأْنٌ يُغْنِيهِ
( عبس : 33 – 37 )
“Dan apabila datang suara yang memekakkan (tiupan sangkalala ), pada hari ketika manusia lari dari saudaranya, dari ibu dan bapaknya, dari isteri dan anak-anaknya, setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang cukup menyibukkannya.” (QS. ‘Abasa: 33 – 37 )
Di hari itu masing-masing sibuk dengan urusan mereka sendiri, karena urusannya adalah api neraka atau surga Allah subhanahu wata’ala. Siapa yang tidak takut jika namanya akan dipanggil oleh api neraka ?! Allah subahanahu wata’ala juga berfirman :
سَأَلَ سَائِلٌ بِعَذَابٍ وَاقِعٍ ، لِلْكَافِرِينَ لَيْسَ لَهُ دَافِعٌ ، مِنَ اللَّهِ ذِي الْمَعَارِجِ ، تَعْرُجُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ إِلَيْهِ فِي يَوْمٍ كَانَ مِقْدَارُهُ خَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ ، فَاصْبِرْ صَبْرًا جَمِيلًا ، إِنَّهُمْ يَرَوْنَهُ بَعِيدًا ، وَنَرَاهُ قَرِيبًا ، يَوْمَ تَكُونُ السَّمَاءُ كَالْمُهْلِ ، وَتَكُونُ الْجِبَالُ كَالْعِهْنِ ، وَلَا يَسْأَلُ حَمِيمٌ حَمِيمًا ، يُبَصَّرُونَهُمْ يَوَدُّ الْمُجْرِمُ لَوْ يَفْتَدِي مِنْ عَذَابِ يَوْمِئِذٍ بِبَنِيهِ ، وَصَاحِبَتِهِ وَأَخِيهِ ، وَفَصِيلَتِهِ الَّتِي تُؤْوِيهِ ، وَمَنْ فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا ثُمَّ يُنْجِيهِ كَلَّا إِنَّهَا لَظَى ، نَزَّاعَةً لِلشَّوَى ، تَدْعُوا مَنْ أَدْبَرَ وَتَوَلَّى
( المعارج : 1 – 14 )
“ Seorang penanya telah menanyakan hari kedatangan azab yang bakal terjadi, untuk orang-orang kafir (yg menolak agama Allah yg dibawa nabi Muhammad saw), yang tidak seorangpun dapat menolaknya, (yang datang) dari Allah, Yang mempunyai tempat-tempat yang tinggi. Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Rabb dalam sehari yang kadarnya limapuluh ribu tahun. Maka bersabarlah kamu dengan sabar yang baik. Sesungguhnya mereka memandang siksaan itu jauh (mustahil). Sedangkan Kami memandangnya dekat (pasti terjadi). Pada hari ketika langit menjadi seperti luluhan perak. Dan gunung-gunung menjadi seperti bulu (yang berterbangan), Dan tidak ada seorang pengasuh tidak menanyakan bayi asuhannya, ketika telah diperlihatkan hal itu. Orang pendosa besar ingin kalau sekiranya dia dapat menebus (dirinya) dari azab hari itu dengan anak-anaknya. Dan isterinya dan saudaranya, Dan familinya yang melindunginya (di dunia). Dan orang-orang di atas bumi seluruhnya, kemudian (mengharapkan) tebusan itu dapat menyelamatkannya. Sekali-kali tidak dapat. Sesungguhnya neraka itu adalah api yang bergejolak, Yang mencerai beraikan tulang satu sama lain, Yang memanggil orang yang membelakang dan yang berpaling (dari agama).” ( QS. Al Ma’aarij : 1- 17 )
Allah memerintahkan kepada nabi dan ummatnya untuk bersabar, dan mereka menganggap bahwa hari kiamat itu masih sangat jauh (mustahil) namun bagi Allah sangatlah dekat (pasti terjadi), dimana di hari itu langit mencair bagaikan besi yang dipanaskan anak-anaknya ingin dikorbankan agar masuk neraka asalkan dia selamat dari api neraka, dia akan mengorbankan anak, teman atau saudaranya, ayah atau ibunya, bahkan semua manusia di bumi untuk keselamtannya, namun sekali-kali tidak akan bisa demikian, sungguh api neraka itu sangat menyala-nyala yang bisa mengelupaskan kulit kepala. Dan api neraka itu berwarna hitam karena telah dipanaskan oleh Allah selama 1000 tahun kemudian api itu memanggil nama-nama orang yang berpaling dari agama Allah, para pendosa, pemabuk, pezina, maka bagaimana keadaan mereka jika telah dipanggil oleh api neraka yang bergejolak, padahal jika batu dilemparkan kedalamnya akan sampai ke dasar api neraka selama 40 tahun, yang rasulullah sabdakan bahwa siksaan yang paling ringan adalah dipakaikan untuknya sandal dari api yang sangat panas sehingga bisa membuat otak meleleh dan tenggorokannya terputus karena panasnya, dan dalam keadaan seperti ini mereka para pendosa lari kepada nabi Adam AS dan nabi-nabi yang lainnya, namun mereka semua berkata : “nafsi nafsi”, (diriku..diriku..) kemudian mereka datang kepada nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dan selama mereka tidak berpaling dari Islam maka akan disyafaati oleh nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, padahal ketika itu mereka diusir dari rasulullah, ketika rasulullah bertanya : “wahai malaikat mengapa mereka terusir dariku?”, malaikat menjawab : “mereka berubah setelah engkau wafat wahai rasulullah”, namun setelah mereka lari kepada nabi-nabi yang lain dan mereka ditolak maka mereka kembali lagi kepada nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dan beliau shallallahu ‘alaihi wasallam berkata : “aku yang akan menolongnya”, maka beliau berdiri kemudian bersujud di bawah arsy memintakan syafaat untuk mereka. Dan para nabi yang lainnya ketika mereka dimintai syafaat mereka berkata: “hari ini Allah murka dengan kemurkaan yang belum pernah Allah murka seperti ini dahsyatnya, dan tidak akan murka lagi sedahsyat hari ini, ini adalah hari terdahsyat kemurkaan Allah, maka tidak ada satu pun dari kami yang berani maju”. Namun di saat nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam menghadap Allah di hari dimana Allah sangat murka. Neraka bukanlah kemurkaan Allah, karena neraka akan hancur jika terkena kemurkaan Allah, namun neraka hanyalah tempat orang-orang yang dimurkai Allah, karena jika Allah murka pada neraka maka neraka itu akan hancur lebur karena kemurkaan Allah subhanahu wata’ala. Dan di hari yang begitu menakutkan itu, Rasulullah bersabda : “Aku bersujud di bawah ‘arsy dan Allah memujiku dengan pujian yang belum pernah Allah berikan kepadaku sebelumnya, dan aku memuji Allah dengan pujian yang belum aku tau sebelumnya”, kemudian Allah subhanahu wata’ala berfirman :
يَا مُحَمَّدْ، اِرْفَعْ رَأْسَكَ وَقُلْ يُسْمَعْ وَاشْفَعْ تُشَفَّعْ
“Wahai Muhammad, angkatlah kepalamu ucapkanlah keinginanmu niscaya akan kudengar (kukabulkan), dan berilah syafaat agar mereka memberi syafaat”
Maka diantara mereka ada yang sudah tenggelam di jurang api neraka, ada yang akan jatuh di shirat, ada yang masih bermasalah di dalam persidangan akbar, kesemuanya disyafaati oleh nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, dan ketika masih banyak yang belum mendapatkan syafaat maka rasulullah kembali lagi memohon kepada Allah, dan dari situlah rasulullah membukakan seluruh syafaat kepada semuanya untuk diberi hak syafaat, mulailah para nabi yang lain, para shalihin, para ulama’, para syuhada’, anak-anak yang shalih dan anak-anak yatim diberi hak syafaat, bahkan hewan-hewan kuban, masjid-masjid, dan semua amal-amal shalih diberi hak syafaat agar bisa mensyafaati yang lain dari keluarganya, teman-temanya, dan para kerabatnya untuk mendapatkan pertolongan, sehingga yang telah berada di neraka pun bisa terangkat karena syafaat rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Diantara mereka ada yang mendapatkan 1 hak syafaat, ada yang mendapatkan 10, ada yang mendapatkan 1000 dan seterusnya. Demikianlah rasulullah membagikan hak-hak syafaat namun masih banyak yang berada di dalam api neraka, maka rasulullah kembali bersujud dan bersujud dalam riwayat hingga 4 kali, sehingga tidak ada lagi yang berada di dalam api neraka kecuali orang-orang yang sama sekali tidak memiliki amal baik, maka di saat itu Allah berfirman : “sekarang aku yang akan member syafaat, aku tidak akan menjadikan orang yang menyembahku sama dengan orang yang tidak menyembahku, maka angkatlah dari api neraka semua orang yang bersaksi tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad utusan Allah walaupun mereka sama sekali tidak mempunyai amal baik”. Maka mereka keluar dari neraka dan masuk ke dalam surga maka penduduk surga bertanya siapakah mereka, maka dikatakan bahwa mereka adalah penduduk neraka yang masuk surga tanpa amal namun mereka tidak menyekutukan Allah. Mudah-mudahan kita tidak termasuk dalam golongan mereka, namun termasuk dalam golongan yang pertama kali masuk surga, amin. Bahkan sebelum hari kiamat, di saat kita masuk ke dalam kubur, maka di saat itu kita akan ditanya sebagaimana riwayat Shahih Al Bukhari rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “bahwa kalian akan difitnah (diuji) di dalam kuburan seperti atau mendekati fitnah Al Masih Dajjal, akan ditanyakan kepada mereka : “apa pengetahuanmu tentang lelaki ini ( Muhammad saw), maka orang yang beriman akan menjawab:
هُوَ مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ جَاءَنَا بِالْبَيِّنَاتِ وَالْهُدَى فَأَجَبْنَا وَاتَّبَعْنَا هُوَ مُحَمَّدٌ ثَلَاثًا
“Ia adalah Muhammad utusan Allah, datang kepada kami membawa keterangan dan petunjuk, kamipun menjawab seruannya dan mengikutinya, ia adalah Muhammad 3x”.
Maka malaikat berkata kepadanya : “Tidurlah dengan tenang, kami telah mengetahui bahwa engkau meyakininya”. Adapun orang yang fasiq atau munafiq akan berkata :
لَا أَدْرِي أَيَّ ذَلِكَ قَالَتْ أَسْمَاءُ فَيَقُولُ لَا أَدْرِي سَمِعْتُ النَّاسَ يَقُولُونَ شَيْئًا فَقُلْتُهُ
“Aku tidak tahu, aku mendengar orang-orang mengatakan sesuatu, maka akupun mengatakannya”.
Kemudian ia dipukul dengan palu besi oleh malaikat maka ia menjerit dengan jeritan yang didengar oleh semua makhluk kecuali jin dan manusia, sebagaimana sabda nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam :
لَوْلاَ أَنْ لاَ تَدَافَنُوا لَدَعَوْتُ اللَّهَ أَنْ يُسْمِعَكُمْ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ
“jika kalian tidak saling menguburkan mayat satu sama lain (mati satu persatu), aku akan berdo’a kepada Allah agar kalian dapat mendengar jeritan yg dikubur”
Sebagaimana disebutkan juga dalam riwayat Shahih Al Bukhari ketika jenazah seorang shalih telah di bawa maka ia akan berkata : “qaddimuuni : percepat aku”, namun orang yang fasiq akan berkata : “ sungguh celaka, akan dibawa kemana jasadku ini ?” , Rasulullah bersabda jika jeritan itu didengar oleh manusia maka ia akan mati karena dahsyatnya jeritan itu.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Demikian agungnya syafaat nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, oleh sebab itu beliau ingin mengangkat derajat ummatnya kepada kesempurnaan iman yaitu dengan mencintai beliau lebih dari keluarganya, kerabatnya dan hartanya. Sebagaimana riwayat Shahih Al Bukhari ketika sayyidina Umar bin Khattab berkata kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:
ياَ رَسُوْلَ اللّهِ، وَاللّهِ لَأَنْتَ أَحَبَّ إِليَّ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ إِلَّا مِنْ نَفْسِيْ
“Ya Rasulullah, sungguh engkau lebih aku cintai dari segala sesuatu kecuali terhadap diriku sendiri.”
Kemudian rasulullah berkata:
لاَ يَا عُمَرْ حَتَّى أَكُوْنَ أَحَبَّ إِلَيْكَ مِنْ نَفْسِكَ
“Tidak wahai Umar, tetapi aku harus lebih engkau cintai daripada dirimu sendiri”
Maka sayyidina Umar berkata :
ياَ رَسُوْلَ اللّه وَاللّهِ لَأَنْتَ أَحَبَّ إِليَّ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ حَتَّى مِنْ نَفْسِيْ
“Wahai rasulullah, demi Allah engkau lebih aku cintai daripada segala sesuatu, bahkan dari diriku sendiri”
Kemudian rasulullah berkata :
اَلْاَنْ يَا عُمَرْ
“ Saat ini pula wahai Umar (imanmu telah sempurna)”
Mungkin kita tidak mampu seperti itu, namun setidaknya kita mencintai dan merindukan rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Jangan pernah mengira karena kita hidup jauh berabad-abad dari rasulullah berarti kita percuma saja mencintai rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, tidak demikian namun Rasulullah melihat umat-umatnya yang mencintai dan merindukan. Sebagaimana diperlihatkan pula amal-amal ummatnya setelah mereka wafat, dan jika mereka beramal baik maka rasulullah memuji Allah dan jika mereka banyak berbuat dosa maka beliau memohonkan ampunan untuk mereka. Rasulullah melihat ummatnya di barat dan timur yang selalu bermaksiat, penuh dengan perzinahan, perjudian, pertikaian, pembunuhan dan segala kemungkaran, begitu juga dengan orang-orang yang berkumpul berdzikir dan bershalawat karena rindu kepada beliau, meskipun mereka adalah orang-orang awam yang tidak mengerti apa-apa namun mereka rindu kepada rasulullah, ingin melihat beliau shallallahu ‘alaihi wasallam. Dan saat beliau akan wafat beliau berkata: “ Kelak setelah aku wafat kalian akan menghadapi sesuatu yang kalian tidak sukai dan mengingkarinya, maka bersabarlah hingga kalian menjumpaiku di telaga Haudh”. Hadits ini bukan hanya untuk para shahabat saja, namun untuk semua ummat nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Karena Al Imam Bukhari di dalam Siyar a’laam An nubalaa ketika beliau terkena fitnah hingga terusir dari beberapa wilayah karena fitnah-fitnah yang menyebar, maka para murid beliau meminta beliau untuk menjawab dan mengklarifikasi fitnah-fitnah itu sebab beliau adalah orang yang berilmu. Sebagaimana seseorang datang kepada beliau dan berkata : “wahai Imam, aku masuk ke suatu kampung dan selesai shalat aku dihujani dengan pertanyaan tentang hadits-hadits shalat”, maka Al Imam Bukhari berkata: “Jika aku disitu akan aku keluarkan 10.000 hadits shahih tentang shalat”, itulah Al Imam Bukhari namun beliau tidak mau mengklarifikasi orang-orang yang memfitnah beliau, bahkan beliau berkata : “sungguh aku teringat sabda rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam :
إِنَّكُمْ سَتَلَقَّوْنَ بَعْدِي أَثَرَةً فَاصْبِرُوا حَتَّى تَلَقَّوْنِي عَلىَ الْحَوْضِ
“Sesungguhnya kalian akan menjumpai sikap mengutamakan kepentingan pribadi (keegoisan), maka bersabarlah kalian sampai kalian berjumpa denganku di Al-Haudh (telaga).”
Maka lebih baik aku bersabar untuk menjumpai rasulullah di telaga Haudh.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Kita berdzikir dan bermunajat kepada Allah subhanahu wata’ala semoga Allah mengangkat seluruh musibah yang menimpa kita, mengangkat seluruh kesulitan kita, menghapus seluruh hutang kita, menyempurnakan segala amal ibadah kita, dan mengampuni seluruh dosa-dosa kita. Wahai Allah kami yang berkumpul di tempat ini, dan yang menyaksikan dan mendengarkan acara ini di streaming website majelis rasulullah jangan tersisakan diantara kami terkecuali kami mendapatakan kebahagian di dunia dan akhirah, jauh dari api neraka, wafat dalam husnul khatimah, dan juga penduduk di seluruh wilayah khususnya ibukota negeri muslimin terbesar ini limpahilah hidayah untuk mereka yang selalu bermaksiat, dan yang selalu berpaling dari-Mu. Dan kita berdoa untuk kedamaian dan keamanan bangsa dan seluruh penduduk di barat dan timur, untuk diri kita, saudara-saudara kita, orang-orang tua kita dan kerabat-kerabat kita, mereka yang masih hidup atau yang telah wafat semoga dimuliakan oleh Allah subhanahu wata’ala…
فَقُوْلُوْا جَمِيْعًا
Ucapkanlah bersama-sama
يَا الله…يَا الله… ياَ الله.. ياَرَحْمَن يَارَحِيْم …لاَإلهَ إلَّاالله…لاَ إلهَ إلاَّ اللهُ اْلعَظِيْمُ الْحَلِيْمُ…لاَ إِلهَ إِلَّا الله رَبُّ اْلعَرْشِ اْلعَظِيْمِ…لاَ إِلهَ إلَّا اللهُ رَبُّ السَّموَاتِ وَرَبُّ الْأَرْضِ وَرَبُّ اْلعَرْشِ اْلكَرِيْمِ…مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ،كَلِمَةٌ حَقٌّ عَلَيْهَا نَحْيَا وَعَلَيْهَا نَمُوتُ وَعَلَيْهَا نُبْعَثُ إِنْ شَاءَ اللهُ تَعَالَى مِنَ اْلأمِنِيْنَ.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Kita doakan semua saudara kita yang sakit agar diberi kesembuhan, dan saya juga mohon doa semoga Allah memberikan kesembuhan untuk penyakit di kepala saya ini. Sungguh jika berbicara dosa maka saya lebih berhak untuk mendapatkan penyakit lebih dari ini untuk penghapusan dosa, namun yang saya risaukan akan mengganggu kehadiran saya di mejelis-majelis. Jika puluhan ribu jama’ah menunggu kehadiran saya dan mereka kecewa maka semakin besar dosa saya, karena saya tidak mampu berangkat jika penyakit saya kambuh. Saya telah berikhtiar dan berusaha berobat, namun di Singapura tidak bisa diobati lagi karena masih usia di bawah 50, jika usia manula masih bisa diobati, dan bisanya di Australia. Mudah-mudahan kita masih bisa jumpa lagi di Muharram yang akan datang, amin. Rasulullah wafat karena penyakit di kepala beliau, dan jika Alla pilihkan saya wafat maka saya memilih untuk diwafatkan dengan sakit kepala, namun jika Allah pilihkan usia panjang maka saya memilih untuk dipanjangkan usia oleh Allah untuk kemuliaan dan keluhuran. Selanjutnya kita lanjutkan dengan pembacaan qasidah Ya Arhamarrahimin oleh Al Habib Ibrahim Aidid kemudian kalimat talqin dan doa penutup oleh Al Habib Hud bin Muhammad Baqir Al Atthas, yatafaddhal masykuraa.
(MR)

0 komentar:

Posting Komentar