Minggu, 12 Desember 2010

Perkembangan Islam Menjadi Agama Global

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatu

Saat ini dunia telah berubah menjadi “kampung besar”. Karena itu, pertemuan agama-agama adalah salah satu fenomena global yang jamak terjadi. Di dunia Barat, Amerika Serikat (AS) dan Eropa, kini juga telah menjadi ladang subur dakwah Islam.
Islam merupakan salah satu agama yang berkembang paling pesat di AS. Bahkan, sesuai perkiraan yang dimuat dalam lembar fakta Departemen Luar Negeri AS, pada tahun 2010, jumlah penduduk Muslim AS diperkirakan akan melampui jumlah kaum Yahudi, dan menjadikan Islam agama terbesar nomor dua di negara itu setelah agama Kristen.

Masyarakat Muslim AS merupakan sebuah mosaik kebudayaan, para anggotanya berasal dari kelima benua. Menurut sebuah penelitian baru-baru ini, kebanyakan kaum Muslim adalah imigran; 77,6 persen berbanding 22,4 persen yang lahir di AS. Penelitian itu juga menunjukkan asal-usul masyarakat Muslim sebagai berikut: 26,2 persen dari Timur Tengah (Arab), 24,7 persen dari Asia Selatan, 23,8 persen Amerika keturunan Afrika, 11,6 persen lain-lain, 10,3 persen Timur Tengah (non-Arab), dan 6,4 persen Asia Timur.
Meskipun di AS tidak ada catatan jumlah penduduk berdasarkan agama, para pakar memperkirakan bahwa kaum Muslim di AS berjumlah sekitar tujuh juta jiwa. Pekiraan-perkiraan lain berkisar antara empat dan delapan juta jiwa. The Britannica Book of the Year memperkirakan bahwa pada pertengahan tahun 2000 terdapat 4.175.000 Muslim di AS, 1.650.000 di antaranya berasal dari kalangan AS keturunan Afrika.
Rata-rata 17.500 AS keturunan Afrika berpindah ke agama Islam tiap tahun antara 1990 dan 1995. Kelompok-kelompok Muslim pertama di AS yang datang dalam jumlah besar berasal dari Afrika Barat antara tahun 1530 sampai 1851 karena adanya perdagangan budak. Mereka terdiri dari sekitar 14 persen sampai 20 persen dari ratusan ribu orang Afrika Barat yang dipaksa pindah dari tanah leluhur mereka.
Jumlah kaum Muslim berikutnya yang datang dalam jumlah besar terjadi pada awal abad ke-20. Mereka datang dari Libanon, Suriah, dan negara-negara lain di seluruh Kekhalifahan Otsman (Turki). Pada masa Pasca-perang Dunia II, selama 1960-an dan 1970-an, terjadi gelombang imigran ketiga terbesar dari seluruh dunia Islam. Gelombang ini mencakup juga banyak kaum Muslim yang datang untuk belajar di universitas-universitas AS.
Selama 20 tahun terakhir, jumlah kaum Muslim di dunia telah meningkat secara perlahan. Angka statistik tahun 1973 menunjukkan bahwa jumlah penduduk Muslim dunia adalah 500 juta; sekarang, angka ini telah mencapai 1,5 miliar. Kini, setiap empat orang salah satunya adalah Muslim. Bukanlah mustahil bahwa jumlah penduduk Muslim akan terus bertambah dan Islam akan menjadi agama terbesar di dunia.
Peningkatan yang terus-menerus ini bukan hanya dikarenakan jumlah penduduk yang terus bertambah di negara-negara Muslim, tapi juga jumlah orang-orang mualaf yang baru memeluk Islam yang terus meningkat, suatu fenomena yang menonjol, terutama setelah serangan terhadap World Trade Center pada tanggal 11 September 2001. Ketertarikan secara alamiah dan rasa ingin tahu telah mendorong peningkatan jumlah warga dunia yang berpaling kepada Islam.
‘’Alhamdulillah kondisi umat Islam di AS baik-baik saja. Umat Islam terus bertambah banyak di sini, baik sebelum maupun sesudah peristiwa 11 September 2001,’’ tutur Mohammad Kudaimi, angota Nawawi Fondation, sebuah lembaga pendidikan yang berbasis di Chicago, AS.
Pria keturunan Syria yang sudah menetap di AS selama lebih dari 25 tahun itu kini menjadi warga negara AS. Lima tahun belakangan ini, ia aktif di yayasan itu. Mengutip sebuah koran yang terbit di AS, ia menyebut Islam merupakan agama yang paling cepat perkembangannya di sana. ‘’Mestinya juga ditambahkan, setiap harinya di AS, selalu ada warga negara AS yang memeluk Islam,’’ ujarnya.
Menurut Kudaimi, ia mengungkapkan fakta sesungguhnya yang terjadi di AS. Lembaganya turut membantu para mualaf mengikrarkan syahadat dan membantu mereka memahami Islam dengan lebih baik. Bagi Kudaimi, sulit untuk memahami fenomena kontradiktif ini. Logikanya, setelah terjadinya peristiwa 11 September, lalu umat Islam banyak merasa tertekan akibat adanya tudingan macam-macam yang menyudutkan mereka, maka mereka akan takut berislam. ‘’Faktanya tidak demikian.’’
Pesatnya perkembangan Islam di AS diakui Dr Umar Faruq Abdullah, ketua Nawawi Fondation. Saat ini tak kurang dari tujuh juta warga AS yang memeluk agama Islam. ‘’Agama Islam terus berkembang di AS dan tetap bertahan,’’ ujarnya.
Menurut Faruq, 90 persen umat Islam di AS adalah mereka yang lahir di sana. ‘’Jadi umat Islam di AS memiliki potensi dan kemampuan beragam, dan kini mereka bergabung dalam sebuah lembaga pendidikan Nawawi Fondation,’’ kata dia.
Pemicu di Eropa
Peningkatan pemeluk Islam juga terjadi di benua Eropa. Menurut survei yang dilakukan oleh surat kabar Prancis Le Monde di bulan Oktober 2001, dibandingkan data yang dikumpulkan di tahun 1994, banyak kaum Muslim terus melaksanakan sholat, pergi ke mesjid, dan berpuasa.
Dalam sebuah laporan yang didasarkan pada media masa asing di tahun 1999, majalah Turki Aktüel menyatakan, para peneliti Barat memperkirakan dalam 50 tahun ke depan Eropa akan menjadi salah satu pusat utama perkembangan Islam. Bersamaan dengan kajian sosiologis dan demografis ini, tak boleh dilupakan bahwa Eropa tidak bersentuhan dengan Islam saat ini saja, melainkan Islam sesungguhnya merupakan bagian tak terpisahkan dari Eropa.
Eropa dan dunia Islam telah saling berhubungan dekat selama berabad-abad. Pertama, negara Andalusia (756-1492) di Semenanjung Iberia, dan kemudian selama masa Perang Salib (1095-1291), serta penguasaan wilayah Balkan oleh kekhalifahan Utsmaniyyah (1389) memungkinkan terjadinya hubungan timbal balik antara kedua masyarakat itu.
Kini banyak pakar sejarah dan sosiologi menegaskan bahwa Islam adalah pemicu utama perpindahan Eropa dari gelapnya Abad Pertengahan menuju terang-benderangnya Masa Renaisans. Di masa ketika Eropa terbelakang di bidang kedokteran, astronomi, matematika, dan di banyak bidang lain, kaum Muslim memiliki perbendaharaan ilmu pengetahuan yang sangat luas dan kemampuan hebat dalam membangun. N bebagai sumber/cmm

0 komentar:

Posting Komentar